Kamis, 28 Mei 2020

Kebudayaan di Sragen


SRAGEN


Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini dikenal dengan sebutan "Bumi Sukowati". Nama tersebut memiliki nilai sejarah yang panjang. Sesuai Perda Nomor 4 tahun 1987, hari jadi Kabupaten Sragen yaitu pada Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746.
Sragen memiliki slogan Sragen ASRI, ASRI merupakan singkatan dari Aman Sehat, Rapi, dan Indah. Slogan tersebut dibuat sesuai dengan kondisi Kabupaten Sragen. Lingkungannya aman, masyarakatnya sehat, dan tata letaknya tertata secara rapi dan indah. Sragen termasuk kota yang kecil,  luas wilayahnya 941,55 km² yang terbagi dalam 20 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 196 Desa. Namun jangan salah, meskipun termasuk kota kecil, Sragen memiliki kebudayaan yang beranekaragam.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai Sragen, saya akan mengajak kalian untuk mengetahui apa itu budaya dan kebudayaan, serta apa perbedaannya.
Budaya merupakan cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur seperti agama, politik, adat istiadat, bahasa, dan seni yang berkembang pada kelompok masyarakat. Budaya dianggap sebagai warisan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan sendiri terbentuk dari kata budaya, memiliki kata dasar budaya. Sehingga keduanya memiliki keterkaitan makna. Kebudayaan merupakan hasil dari budaya yaitu hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Hakikat kebudayaan lebih kompleks dibandingkan dengan budaya. Kebudayaan berhubungan dengan aspek kehidupan meliputi cara berlaku, kepercayaan dan sikap.
Perbedaan antara budaya dan kebudayaan adalah bahwa budaya itu merupakan warisan dari generasi ke generasi atau bias dibilang sebagai tradisi, sedangkan kebudayaan merupakan  hasil dari budaya berupa hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia yang berkembang dalam suatu masyarakat seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

A. Kebudayaan di Sragen
1.      Kesenian
·         Tari Tayub.
Tari Tayub biasa digunakan untuk memeriahkan acara sunatan atau pernikahan. Tayub pada mulanya merupakan ungkapan kegembiraan untuk menyambut kedatangan tamu dan merupakan bagian dari pesta rakyat.

·         Kesenian Wayang Beber dan Wayang Cokekan.
Wayang beber berasal dari Dusun Gabugan, Desa Tanon, Kecamatan Sragen, sejak 1980. Wayang beber kebanyakan mengambil cerita Panji Asmoro Bangun dengan Dewi Sekartaji.
Sedangkan cerita Wayang Cokekan mengambil cerita tentang Babad Tanah Perdikan Sukowati/Sragen dan cerita kehidupan sehari-hari. Begitu juga tokoh wayangnya tidak seperti dalam tokoh wayang pada umumnya tetapi mengambil figur orang terutama tokoh yang ada di Sragen.

·         Batik
Pusat produsen batik khas Sragen terdapat di Desa Kliwonan dan Desa Pilang Kecamatan Masaran. Banyak pengusaha batik terkenal mengambil batik dari pengrajin di desa ini kemudian memberi labelnya sendiri. Motif Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada kalanya dikombinasi dengan motif baku. Jadilah motif tumbuhan atau hewan yang disusupi motif baku, seperti parang, sidoluhur, dan lain sebagainya. Lahirnya motif tersebut tidak lepas dari pengaruh karakter masyarakat Sragen yang pada dasarnya terbuka dan blak-blakan dalam mengekspresikan isi hati.

2.      Makanan
Sragen memiliki banyak kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Keripik emping garut, merupakan cemilan rendah kolestrol khas Sragen. Ada juga tempe kripik yang renyah dan gurih. Sambel tumpang merupakan makanan khas Sragen yang juga sayang untuk dilewatkan.
Tersedia beberapa tempat kuliner khas Sragen, seperti kuliner Mbah Rajak yang berada di Pasar Bunder Sragen, yang menjual berbagai makanan tradisional seperti jenang, trasikan, wajik, jadah, dan bacem. Tempat kuliner yang tak kalah menariknya seperti Soto Girin Sragen, Sate Kelinci Pak Peng, Bothok Mercon, Soto Kwali, Sate Banaran, Pecel Tumpang, dan  tempat kuliner Pujamari (Pusat Jajanan Malam Hari). Pujamari yang terletak di pelataran Galery Batik Sukowati Sragen yang mulai buka pada pukul 17.00 WIB menawarkan makanan-makanan khas yang ada di Sragen yang dijual oleh beberapa pedagang yang legendaris di Sragen.

B. Budaya di Sragen
1.  Upacara Cembengan
Merupakan acara tahunan yang terletak di Pabrik Gula Mojo sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan do’a agar proses penggilingan tebu yang akan dilakukan dapat berjalan lancar dan hasilnya dapat memenuhi target. Pabrik Mojo berdiri sejak masa kedudukan Hindia-Belanda, mulai beroperasi sejak tahun 1883.
Prosesi cembengan terdiri dari beberapa tahap, yang pertama ziarah ke makam mbah Paleh dan mbah Krandah, yang kedua acara yang sering disebut temanten tebu, dan acara penutup adalah acara hiburan.
Dalam acara hiburan cembengan diisi dengan pasar malam yang diramaikan berbagai penjual dan hiburan. Di pasar malam cembengan ini pengunjung dapat berbelanja berbagai peralatan seperti, pakaian, peralatan dapur, sandal, sepatu, hiasan rumah, dan aksesoris. Ada juga wahana permainan seperti kereta mini, komedi putar, mandi bola, jinontrol, kora-kora dan permainan lainnya. Bebagai pertunjukkan tradisional seperti Reog, Tari Gambyong, hiburan Campursari, Daghelan Kethoprak, dan Wayang Kulit juga turut serta meramaikan acara ini.
Wayang kulit digelar dengan Lakon Sri Mulih. Lakon Sri Mulih adalah cerita diluar pakem asli Mahabarata yang dipentaskan khusus untuk upacara mohon keselamatan atau syukuran. Kisah ini menceritakan tentang kedatangan Dewi Sri, sebagai ikon simbol kesuburan dan hasil panen yang melimpah yang mengalah ancaman dari berbagai malapetaka.

2.    Upacara Adat Larap Slambu
Merupakan upacara adat untuk menyambut bulan Suro pada tahun baru kalender Jawa. Upacara Larap Slambu biasanya digelar di kawasan kompleks makam Pangeran Samudrodi daerah wisata Gunung Kemukus. Setiap Tanggal 1 Suro, Upacara Larap Slambu Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus dilakukan dengan pencucian dan penggantian kain penutup makam Pangeran Samudro. Pangeran Samudro merupakan salah satu anak raja terakhir Majapahit yang masuk Islam dan dan berguru kepada Sunan Kalijaga.
Pengunjung yang hadir biasanya memperebutkan air cucian kain makam atau juga sesaji yang dihanyutkan ke sungai, karena dipercaya membawa berkah dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Selain prosesi adat itu, kini upacara ini juga telah dikemas dalam sebuah kegiatan grebeg budaya yang juga menyajikan berbagai hiburan tradisional seperti kirab gunungan hasil bumi dan juga pergelaran wayang kulit semalam suntuk.
3.    Tradisi Selamatan Kematian
Pelaksanaan selamatan kematian berlangsung pada hari pertama sampai hari ketujuh. Kemudian ada juga peringatan pada hari ke-40, ke-100, haul dan sampai hari ke-1000. Waktu pelaksanaan diadakan setelah Maghrib atau Isya’. Upacara selamatan kematian diisi dengan tahlilan mendo’akan jenazah yang meninggal dan diakhiri dengan pembagian makanan kepada para tamu. Biasanya dihadiri oleh para anggota keluarga itu sendiri dan tetangga terdekat, dipimpin oleh seorang mudin atau Kyai.
4.    Adat Perkawinan Larangan Jilu
Adat jilu merupakan tradisi yang berlaku sejak nenek moyang, yaitu larangan perkawinan antara anak nomer satu dengan anak nomer tiga atau sebaliknya. Jilu sendiri merupakan singkatan dari kata siji dan telu. Kata siji dalam bahasa Indonesia berarti satu, dan telu berarti tiga. Sampai saat ini masyarakat percaya, apabila melanggar tradisi tersebut maka akan terjadi hal buruk, entah kepada pengantinnya maupun kepada orang tua dan keluarga dari si pengantin.

5.    Tradisi Jum’at Wage di Bulan Sya’ban
Merupakan tradisi bersih desa yang digelar oleh warga Dusun Ngablak yang rutin digelar setiap hari Jum’at Wage pada bulan Sya’ban dalam penanggalan Islam atau Hijriyah (bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa). Tujuan dari acara ini untuk memanjatkan do’a pada Tuhan agar dilimpahi ketentraman dan dijauhkan dari pagebluk. Tradisi ini diawali dengan acara kendurian selamatan yang digelar warga di sebuah pesanggrahan desa. Setelah  itu dilanjutkan dengan acara hiburan berupa lomba dan atraksi jadi suguhan utama. Diisi dengan atraksi tradisional seperti jathilan atau jaran kepang hingga hiburan ketoprak.

Kebudayaan di Sragen

SRAGEN Sragen merupakan salah satu kabupaten  di  Provinsi   Jawa Tengah . Kabupaten ini dikenal dengan sebutan "Bumi Sukowa...